Jika ke Candi Borobudur, sempatkan mampir ke neraka ala Mataram. Letaknya melingkar, berada di perbukitan Menoreh, Magelang. Persis di atas Borobudur, karena wilayah ini memang berada di ketinggian.
Neraka yang dimaksud adalah Tegal Kepanasan. Itu area kosong yang ditumbuhi rumput. Matahari menyinari tanpa terhalang tanaman besar. Tumbuhan tinggi itu ada di gigir gundukan. Ya, bukit ini menyerupai padang sabana di tengah bukit-bukit lain yang dipayungi lebatnya tanaman.
Di kawasan daerah sejuk ini juga sama. Para spiritual yang tahu, biasanya mereka menyucikan diri dulu di dua pancuran yang ada. Pancuran yang airnya memancar dari bebatuan cadas itu disebut Sendang Kawidodaren serta Sendang Kadewatan.
Sendang Kawidodaren memang sudah berujut sendang (kolam), yang dulu khusus untuk mandi para putri raja. Sedang Sendang Kadewatan masih berupa air terjun yang mengalir deras dari sela-sela bebatuan. Dua sumber air itulah yang dipakai sarana untuk mensucikan diri sebelum bertapa maupun memasuki area yang lain.
Dulu, pendatang memasuki kawasan ini terbanyak pertapa. Orang yang hendak melakukan uzlah, memisahkan diri dari kehidupan ramai. Kini pun masih ada orang-orang seperti itu. Mereka mendiami beberapa gua yang banyak bertebaran di daerah ini.
Dengan berbekal air minum, para pertapa itu masuk di Gua Semar, Gua Selarong, atau gua-gua yang lain. Berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan mereka tidak keluar dari gua. Hanya seorang juru kunci yang menyambangi, untuk memastikan sang petapa itu masih sehat atau sudah mati.
Daerah berbukit-bukit yang pernah menjadi markas Pangeran Diponegoro saat melawan Belanda itu juga terdapat sebuah bukit yang paling tinggi. Bukit ini dinamai Suralaya. Nama ini mengingatkan kisah pewayangan sebagai istana para dewa. Dalam kepercayaan Jawa, inilah surga itu. Menyatunya manusia baik dengan dewa.
Bukit ini selalu berkabut. Jika cuaca sedang cerah, dari bukit ini Candi Borobudur tampak keindahannya. Sosoknya terlihat utuh. Muncul di antara kabut memutih yang berjalan perlahan. Di sebelah kiri bukit iniah Tegal Kepanasan (neraka) ala Mataram itu berada.
Namun jika cuaca sedang memburuk, tidak direkomandasikan untuk naik bukit ini. Selain jalannya licin, di atas bukit ini kadang kaki tidak tampak lagi saking pekatnya. Kita seperti hidup melayang, yang rawan melangkah menuju jurang. Djoko Suud Sukahar/jss