Masih terjadinya gelombang tinggi dan hujan badai dimana-mana diasumsikan sebagai akibat La Nina. Jika kondisi ini melebihi ambang batas, maka dampak badai ini tak hanya sampai akhir tahun 2017, tetapi juga merembet di tahun 2018.
Seperti diketahui, Biro Meteorologi Australia (BOM) dua pekan lalu memprediksi Samudera Pasifik tropis mendekati ambang batas La Nina. Badai itu berarak di Filipina, dan akan mempengaruhi cuaca, curah hujan, badai dan ketinggian gelombang.
Kendati La Nina diprediksi berkekuatan lemah dengan masa yang pendek, tetapi itu tetap berpengaruh terhadap negara-negara lain. Dampaknya akan berkelanjutan, dari tahun 2017 sampai tahun 2018.
Menurut BOM, ramalan ini tingkat kepercayaannya 70%. La Nina ini membawa musim hujan yang sangat tidak normal di India, hujan deras menyebabkan banjir di Asia Tenggara, cuaca kering di AS, dan aktivitas badai yang meningkat.
Curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya itu berpotensi mengurangi hasil kelapa sawit karena gangguan operasional dan kegagalan kelopak disebabkan penyerbukan yang buruk. Kendati saat ini belum berpengaruh secara signifikan.
Di Malaysia, menurut Planters, kuartal ketiga tahun buku 2017 terdapat kondisi yang kurang menguntungkan. Terdapat persediaan Crude Palm Oil (CPO) yang lebih tinggi karena penundaan pengiriman.
Selain itu juga dibayangi oleh risiko menurunnya permintaan minyak sawit dan turunnya harga CPO. jss