Air yang tampak tenang ini sebenarnya menyimpan bahaya. Pada tahun 1950-an, hampir setiap tahun ada saja yang tewas di tempat ini. Pernah tiga pengujung mati sekaligus. Misteriusnya, kematiannya tidak diketahui sebabnya.
Pada musim hujan, air sungai ini memang akan meluap yang mengakibatkan banjir. Namun tidak pernah memakan korban. Kalaupun ada yang hanyut, maka air banjir ini akan mengantarnya ke atas batu. Orang yang hanyut bisa selamat.
Di sungai ini juga berkembang mitos, jika ada wanita cantik yang berambut panjang, maka itu dianggapnya sebagai si Boru Tumandi yang sedang mencari menantu untuk anak cucu keturunannya. Maka para orang tua melarang untuk pergi ke sungai Tumandi.
Dulu ini sering terjadi. Malah acap ada putri Hutabarat meninggal dengan tiba-tiba. Konon, kematian putri ini adalah ulah dari boru Tumandi yang mencari menantu untuk anak dan cucunya itu.
Tapanuli Selatan merupakan kawasan perbukitan. Cerita tentang siluman ular menghiasi daerah ini. Konon kisah nyata yang terjadi ratusan tahun silam ini masih terngiang dalam ingatan masyarakat Batak. Kisah ini menggemparkan tanah Batak, kala ada peristiwa yang bisa ditarik pada mitos itu.
Untuk menuju ke kawasan Taput, kita akan menjumpai bukit yang tinggi. Bukit ini dikenal dengan nama Bukit Sitare-tare. Sitare-tare adalah bukit tempat pemuda-pemudi berwisata. Apabila duduk bersantai, maka akan merasakan semilirnya angin yang sejuk tanpa polusi. Akan terdengar pula suara gemerisiknya dahan dan dedaunan ditiup angin.
Dari lokasi ini bisa disaksikan pemandangan yang sangat indah, terutama pada musim padi menguning. Terlihat seperti hamparan permadani yang luas berwarna emas. Berkilau terkena sinar matahari dengan rumah perkampungan penduduk yang kelihatan baak sulaman bunga-bunga di atas permadani.
Di tengah-tengah permadani tu terdapat garis yang memisahkan dua hamparan permadani itu. Di sinilah boru Tumandi dilahirkan dan dibesarkan. Orangtuanya tak menyangka anak gadis semata wayangnya akan menjadi siluman ular. (jss/irsa/ habis)