Mulai terjadi penurunan produksi sawit rakyat di Rokan Hulu. Ini bukan kali pertama. Itu melanda berbagai desa dengan luas areal hingga ribuan hektar. Mereka menyebutnya ‘musim trek’.
Musim trek itu sekarang kembali terjadi. Mereka belum menemukan solusi untuk mengatasi anjloknya produksi Tandan Buah Segar (TBS) itu. Namun petani merasa, semakin banyaknya pohon sawit yang tidak berbuah sebagai tanda, bahwa ‘musim trek’ itu berlangsung kembali, khususnya di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.
Menurut pengakuan Deri, petani sawit, produksi kelapa sawitnya belakangan ini terus menurun. Penurunan itu sangat drastis. Bahkan tahun sebelumnya, sawit usia 10-20 tahun yang harusnya produktif tidak berbuah lagi. “Masak satu hektar hanya berbuah satu tandan,” katanya resah.
“Nah sekarang ini sudah mau musim trek lagi. Sebenarnya ada tidak sih solusi agar produksi tetap stabil, sehingga tidak ada lagi musim trek?,” tanyanya, Jumat (5/1/2018).
Akibat ketidak-berdayaan itu, maka petani sawit cenderung hanya menerima saja saat musim trek sawit terjadi. Mereka belum menemukan cara agar produksi tetap stabil.
Petani lain yang juga merasakan hal yang sama adalah Egi. Beberapa minggu terakhir produksi kelapa sawitnya juga terus menurun. “Belakangan memang turun produksinya,” katanya.
Egi mengatakan, kendati pemupukan rutin sudah dilakukan, namun tidak bisa menghindarkan penurunan produksi saat musim trek tiba. Sebagai informasi, musim trek sawit adalah kondisi dimana terjadi penurunan produksi kelapa sawit secara drastis. bayu