Kiai Petruk sangat dikenal masyarakat Selo. Mereka percaya Kiai Petruk yang menguasai Gunung Merapi sisi utara.
Sementara sisi selatan daerah Kaliurang dan sekitarnya dikuasai Prabu Jagad yang dulunya, disebut-sebut orang Kraton Yogyakarta. Dari tahun ke tahun sesaji yang dilakukan tiap dua kali setahun dipersembahkan pada Kiai Petruk. Tapi siapa Kiai Petruk ini?
Dalam cerita yang berkembang di masyarakat Selo, Kiai Petruk itu dulu penyebar Islam dari Demak. Ia masih keturunan Raja Majapahit terakhir yang bergelar Prabu Brawijaya. Setelah beberapa lama hidup bersama masyarakat Selo sambil menyebarkan agama Islam, beliau berniat menuju Yogyakarta, yang kala itu masih bernama Mataram. Tujuannya bergabung dengan Kerajaan Mataram.
Untuk mempersingkat waktu, beliau melewati Gunung Merapi. Dan menurut para leluhur Selo, Kiai Petruk mokswa di Gunung Merapi. Sampai sekarang dipercaya, dialah penguasa Merapi dan bos dedemit di daerah ini. “Ya, Kiai Petruk itu Kepala Pasar Setan,” jelas Sumarno.
Namun menilik cerita itu, yang berkembang dari mulut ke mulut, nampaknya, Kiai Petruk identik dengan Prabu Jagad, atau Kiai Sapujagad. Dengan demikian, memang ada dua penguasa di kraton mistis Merapi, seperti yang tertulis dalam babad-babad.
Dalam berhubungan dengan makhluk gaib itu, masyarakat Selo mengenal dua upacara sesaji yaitu acara sembahan 1 Suro berupa penanaman kepala Kerbau di Puncak Merapi. Dan persembahan sego gunung yang digelar setiap bulan Rajab. (bersambung)