Ajian Pancasona sangat kondang dalam masyarakat Jawa. Tidak hanya dimitoskan dalam cerita wayang dengan tokoh Subali, Dasamuka dan Boma Nakarasura. Dalam cerita rakyat dan legenda Jaka Sembung pun dikenal. Malah Bung Karno dan mantan Presiden Soeharto pun diasumsikan menguasai ilmu ini.
Kultur masyarakat Jawa akan mitos-mitos ilmu jaya kawijayan, ajian, kanoragan dan kasekten (kesaktian) cukup menarik. Untuk mengupasnya tidak bisa hanya merujuk pada teori-teori. Literatur lain seperti dari beberapa ahli laku, spiritualis, penghayat kepercayaan, paranormal, bahkan budayawan atau kalangan akademis pun bisa menjadi media mengungkap ilmu kesaktian.
Prof Dr Purbatjaraka dalam bukunya Kebudayaan Jawa (1985) secara implisit menuliskan, bahwa salah satu mistik masyarakat Jawa yang tergolong dominan adalah tentang ilmu gaib yang mengandung unsur kesaktian, diantaranya Ajian Pancasona.
Ajian Pancasona memang sering dimitoskan dalam cerita-cerita pewayangan. Beberapa tokoh antagonis selalu disebut sebagai pemiliknya. Dasamuka, Raja Alenka adalah tokoh yang banyak dilakonkan sebagai raja yang sakti mandraguna karena memiliki ajian ini.
Tokoh lain yang juga dikisahkan punya ilmu gaib ini adalah Boma Narakasura. Ksatria yang juga putra Prabu Kresna ini konon punya kesaktian yang luar biasa itu sebelum tewas di tangan ayahandanya sendiri dalam Perang Gojalisuta (Bapak dan Anak).
Dalam perseteruan itu Boma harus mati dengan dianjang-anjangi (disangga) agar jasadnya tidak menyentuh tanah. Karena imbas dari unsur tanah akan menimbulkan prabawa kehidupan. Meski mati seribu kali pun kalau jasad itu menyentuh tanah, ia akan hidup kembali.
Sebelum Dasamuka dan Boma Narakasura, sebenarnya Subali (Guwarsa) telah lebih dulu memiliki Ajian Pancasona. Bahkan, Dasamuka dan Boma Narakasura mendapatkan ilmu itu dari wejangan Resi Subali. Karena Subali membela Dasamuka, ia harus tewas di ujung panah Kiai Guwawijaya milik Prabu Rama.
Kisah itu pun berkembang di era kependekaran. Selanjutnya muncul tokoh-tokoh sakti yang menjadi masyhur dalam legenda rakyat. Kisah satria pilih tanding itu pun berkembang dari zaman klasik sampai pada era modern.
Sebutlah tokoh-tokoh seperti : Jaka Sembung, Si Pitung (Jawa Barat), Mahesa Jenar, Sultan Agung (Jawa Tengah) dan Mahapatih Gajahmada diyakini punya ilmu kesaktian yang akhirnya diwarisi tokoh-tokoh panutan rakyat seperti : Soekarno dan Soeharto, presiden pertama dan kedua RI.
Dalam perkembangan mitos ajian, ternyata Pancasona tidak harus diidentifikasi dengan tokoh-tokoh jahat. Terbukti, kepercayaan beberapa tokoh penghayat kepercayaan memandang bahwa Ajian Pancasona juga punya manfaat untuk melindungi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. dan/jss