Siang di taman sari. Puluhan gadis, janda, serta gundik istana dikumpulkan. Mereka semuanya adalah wanita pilihan. Dipilih yang berwajah cantik, bertubuh indah, dan berkulit bersih mulus. Mereka ditempatkan di sebuah taman yang dipenuhi bunga warna-warni. Di tengahnya, sebuah kolam renang dengan tangga berundak memutar.
Para wanita itu berdiri berjajar. Mereka semua berpakaian sama. Kain putih tipis yang dibentuk mirip longdress. Tanpa penutup payudara. Juga tanpa memakai celana dalam. Dalam temaram cahaya, tubuh mereka itu polos dan sangat indah. Keindahan alami wanita Romawi.
Dari tirai ujung ruang muncul Drussila. Ia mengenakan pakaian yang sama. Hanya, wajahnya ditutup kerudung kain putih. Ia membawa seseorang yang mengenakan busana serupa, yang selintas juga seperti wanita. Dia adalah Caligula.
Laki-laki ini akan dipaksa Drussila, Sang Adik, untuk memilih salahsatu di antara sekian banyak wanita cantik itu. Namun agar Caligula maupun para wanita cantik itu tak kikuk, maka raja yang suka berperilaku ngawur itu disuruh melakukan penyamaran. Menyamar dengan mengenakan pakaian wanita.
Saat Drussila dan Caligula sudah ada di antara para gadis, janda, dan para gundik istana, maka Drussila pun menepuk tangan sekali. Seperti dikomando, para wanita itu melepas kain tipis penutup tubuhnya. Mereka bugil. Menghadap ke empat penjuru ruang. Berlenggak-lenggok mirip peragawati. Dan setelah itu, secara bergantian para wanita itu mempertontonkan payudara serta kemaluannya.
Caligula melihat satu demi satu para wanita itu. Ia sering bertanya pada Drussila, tiap ada wanita yang tampil ke depan. Dan karena terlalu banyak wanita yang diinginkan Caligula, maka Drussila pun sering harus memberi pandangan, bagaimana wanita idaman yang layak untuk menjadi permaisuri raja.
Drussila menepuk tangan dua kali. Isyarat itu diikuti para wanita itu terjun ke dalam kolam yang dalamnya hanya sepaha. Di dalam kolam ini para wanita itu tak berenang. Mereka duduk berjongkok berhadap-hadapan. Tangan mereka sama-sama menyentuh payudara, dan mulai melakukan perangsangan. Mereka saling meremas dan mengulum buahdada lawannya.
Adegan itu diteruskan di tangga kolam. Para wanita itu duduk di tangga itu. Paha mulus saling diusap dan dicium. Dan dengan mulut ternganga, wanita-wanita itu melakukan adegan lesbian. Menyenggamai sesama wanita, dengan gaya dan goyangan berbeda-beda.
Saat menyaksikan adegan itu, Caligula terbangkitkan birahinya. Ia tergerak untuk memilih salahsatu wanita yang dianggapnya hebat memuaskan laki-laki. Ia menunjuk wanita itu, dan menyuruh Drussila untuk memanggilnya.
Drussila mencegah. Ia memberi gambaran siapa wanita yang diinginkan kakaknya itu. Nama wanita itu adalah Caesonia. Ia memang wanita hebat di ranjang, tapi rasanya tak pantas untuk menjadi permaisuri raja. Sebab profesinya selama ini adalah gundik istana. Gundik yang memberi kepuasan seksual terhadap raja terdahulu. (joss/bersambung)