Seks Caligula (21) : Dirangsang Dua Gundik Jelita

Caesonia resmi sudah menjadi permaisuri Caligula. Wanita ini merasa mendapat kehormatan. Betapa tidak. Selama ini statusnya hanyalah gundik. Dijadikan budak nafsu, tetapi tak mendapatkan pengakuan apa-apa. Namun adakah setelah perkawinan itu Caligula tak membutuhkan seks adiknya?

Drussila sukses sudah mencarikan pendamping bagi Sang Kakak. Ia berharap, dengan pendamping itu, maka selain Sang Kakak bisa berubah menjadi pribadi yang mandiri, juga penyaluran nafsu seksnya taklah terus-terusan diarahkan padanya. Ia berharap, perempuan itu bisa menemani Sang Kakak dalam suka maupun duka.

Perayaan pesta perkawinan Caligula sangat luar biasa. Istana meriah. Minuman keras dan pesta seks dilakukan selama sepekan. Gila-gilaan itu memberi siratan makna pada para elite politik Romawi, bahwa Caligula masihlah sama dengan raja sebelumnya. Memberi kebahagiaan dan kegembiraan pada para pejabatnya.

Di hari akhir pesta perayaan itu, Caligula didampingi Caesonia dan Drussila, adiknya, masih menyempatkan diri menarik dua gundik istana. Dua gundik itu bugil. Ia bergelenjot di tubuh raja ini. Mereka, dengan tangan dan buahdadanya yang ranum melakukan perangsangan di wilayah bahu, perut dan bagian sensitif Caligula. Dipanasi, wajah Caligula nampak memerah. Tak bisa dibohongi, laki-laki ini mulai terbangkitkan birahinya.

Caesonia dan Drussila yang sudah terbiasa menyaksikan kebiasan itu, tak terusik. Ia hanya diam. Mereka lebih tertarik pada tontonan yang tergelar di depannya. Dan harubiru para undangan yang melakukan berbagai adegan seks tak wajar.

Namun ketika malam terus merayap, dan acara pun mulai mendekati klimaksnya, tiba-tiba Caligula bangkit. Ia mengajak Caesonia dan Drussila pergi meninggalkan pesta. Kedua wanita itu dirangkul dan diciumi. Dan mereka berdua membalasnya dengan sikap yang sama.

Ketika ketiganya sudah mendekati kamar Caligula, Drussila melepas rangkulan Sang Kakak. Ia berinisiatif kembali ke kamarnya, dan membiarkan Caligula mencumbui Caesonia, permaisurinya. Tapi Caligula tak membiarkan itu terjadi. Kali ini ia tak cuma memegang tangan Drussila. Ia malah membopongnya, dan seperti biasa, menciumi dan melumat payudara adiknya itu.

Tubuh gadis yang ramping itu ditelentangkan di kasur. Caligula mulai menindihnya. Ia menciumi wajah, bibir, payudara, perut, dan kemudian di wilayah sensitif gadis ini. Drussila menggelinjang. Ia merintih antara geli dan diamuk birahi. Sedang Caesonia tidur di sisi keduanya. Ia hanya tersenyum menyaksikan adik kakak saling membangkitkan gairah seksnya itu. (jss/bersambung)

Share