PEKANBARU-Produksi minyak sawit selama tahun 2018 ini diprediksi akan terus meningkat. Itu juga diikuti dengan kenaikan konsumsi. Hanya yang menjadi ganjalan, selain spekulasi kemungkinan larangan Uni Eropa, juga kenaikan bea masuk impor India.
Pasokan minyak sawit Malaysia dan Indonesia mengalami kenaikan. Harga CPO di pasaran juga cerah. Diprediksi, kondisi ini akan terus berlangsung selama tahun 2018.
Harga spot CPO patokan yang diperdagangkan di Bursa Malaysia Derivative Exchange memang diperkirakan lebih rendah. Ada di kisaran RM 2.500 hingga RM 2,659 per MT.
Namun ini bukan fakta sebenarnya. Ini merupakan perkiraan sebagai antisipasi semakin menaiknya produksi kelapa sawit yang lebih tinggi di Malaysia dan Indonesia.
Selain itu, ini adalah asumsi harga yang dikaitkan dengan kenaikan bea impor India yang naik tinggi. Sebab dengan kenaikan bea impor itu, maka membuat impor minyak sawit India jadi lebih mahal.
Menurut analis Lin Ah Hong, Malaysia dan Indonesia akan mengalami kondisi La Lina yang lemah untuk paruh pertama tahun 2018. Kondisi ini mendukung produktifitas minyak sawit.
Dengan kondisi itu, maka asumsi dia, produksi CPO Malaysia akan naik 6,6% menjadi 21,0 juta MT. Sedang produksi Indonesia akan tumbuh 7,5% menjadi 37,2 juta MT.
Sedang MPOB memperkirakan, produksi Malaysia akan meningkat sebesar 580.000 MT menjadi 20,5 juta MT. Dan Fadhil Hassan memproyeksikan, bahwa produksi minyak sawit Indonesia akan meningkat sekitar 2 juta MT menjadi 38,5 juta MT. jss