Seks Caligula (43) : Raja Sinting Ini Perang Lawan Impian

Pesta gila-gilaan usai sudah. Pesta itu menyisakan kegembiraan. Terutama bagi Caligula. Dana untuk melakukan perang terkumpul sudah. Ada banyak keping emas yang lebih dari cukup untuk membiayai semuanya.

Tapi dalam pesta itu juga banyak meninggalkan kekecewaan. Para menteri dan senat terpukul. Hak istimewa mereka hilang sudah. Mereka sangat dirugikan.  Sebab keluarganya yang selama ini disegani telah tercoreng. Istri dan gadisnya dijual.

Caligula tak berpikir sejauh itu. Ia tak melihat, bahwa penjualan para istri dan gadis dari para elit politik itu mengurangi dukungan mereka terhadapnya. Ia tak menyadari, langkah itu telah melemahkan posisinya.  Dengan kebijakan yang gila-gilaan itu kian membenarkan sinyalemen yang menyebut raja ini telah gila.

Ditemani Si Brewok, ajudan pribadinya, siang itu Caligula mengumpulkan seluruh menterinya. Ia melontarkan gagasan untuk segera melakukan penyerbuan ke Briton, sebuah negara yang entah dimana letaknya.

Ia menerangkan strategi penyerangan yang bakal dilakukan. Sekaligus pola penyerangannya yang melibatkan pasukan kavaleri dan pasukan infanteri.  Saat pertemuan itu, semua menteri tak ada yang berkomentar. Mereka hanya mendengarkan. Maklum, mereka tak ada yang tahu negara Briton.

Mereka juga tak mengenal dimana letak negara yang selalu didengungkan Caligula sebagai negara yang bakal mengancam keutuhan Romawi itu. Ketidaktahuan itulah yang menjadikan seluruh menteri, termasuk menteri pertahanan, tak ada yang memberi usul.

Dengan ungkapan berapi-api, Caligula akan memimpin langsung pasukannya di medan laga. Ia ingin menunjukkan pada para menteri, bahwa ia tak cuma gagah di dalam istana, tetapi juga di medan tempur.

Dan agar dalam penyerangan kali ini mendapat hasil yang maksimal, Caligula akan maju ke medan tempur didampingi Si Brewok. Lelaki gila yang disebut Caligula sebagai manusia super, serta menteri pertahanan.

Usai mendoktrin seluruh menterinya, maka pertemuan pun dilanjutkan dengan inspeksi pasukan. Seluruh prajurit dengan senjata lengkap diberi wawasan soal perang. Bak orator ulung, Caligula bicara tentang martabat dan harga diri sebuah negara.

Dia berharap, dalam perang kali ini, seluruh prajurit kerajaan Romawi melakukan itu. Untuk kehormatan negara, mereka semua harus rela mengorbankan nyawa. (jss/bersambung)

Share