Rabi’ah al-Adawiyya (1) : Ini Wanita Sufi Pencari Jalan Allah

Dalam sejarah Islam, sufi wanita muncul pada periode awal berkembangnya agama ini. Itu terjadi seiring dengan munculnya sufi-sufi lainnya.

Peluang untuk menjadi seorang sufi tak terhalang oleh pembedaan jenis kelamin. Selama menyangkut sahabat-sahabat Allah, maka pria dan wanita adalah sama. Keduanya sejajar.

Berkembangnya ilmu kebatinan atau sufisme dalam Islam membuka peluang bagi wanita untuk menggapai posisi mulia sebagai seorang sufi. Sebab tujuan utama sufisme semata untuk mendekatkan diri atau bahkan menyatukan diri dengan Allah.

Konsep itulah yang membuat hubungan antara seorang suci dengan Allah tak menyisakan ruang bagi pembedaan pria dan wanita. Semua umat yang telah terbukti pengabdian dan cintanya pada Allah akan mendapatkan kedudukan yang mulia sebagai makhluk spiritual dalam dunia yang akan datang.

Attar mengungkapkan, kesucian seorang manusia tidak diukur perbedaan jenis kelamin. Rasulullah mengatakan, Allah tak pernah melihat sisi luar manusia, yang dilihat justru sisi dalamnya (hatinya). Dan manusia akan dikelompokkan pada Hari Pembalasan nanti berdasarkan kebaikan hatinya itu.

Abbas dari Tus juga menuturkan, pada Hari Pembalasan nanti manusia akan dipanggil satu persatu, dan yang pertama dipanggil (untuk masuk surga) adalah Siti Mariam,  pembawa kedamaian. Fakta itu jelas menyimpulkan, darimana atau siapa pun manusia yang mencintai Allah (sufi) tetap dalam penyatuan dengan Allah.

Abu Ali Farmadhi juga mengungkapkan, kerasulan adalah inti dari segalanya, yaitu kekuatan akan kemuliaan. Superioritas dan inferioritas tidak akan berlaku dalam keimanan manusia. Hal yang sama juga berlaku untuk kesucian manusia.

Jadi, gelar kesucian manusia dilimpahkan secara adil untuk pria dan wanita. Karena dalam Islam tak mengenal hirarki keulamaan seperti halnya dalam Nasrani. Maka tak ada yang dapat menghalangi wanita untuk meraih posisi keulamaan yang tinggi.

Bahkan beberapa ahli teologi menyebut, Fatimah, anak Rasulullah, sebagai Qubt pertama atau kepala spiritual kelompok sufi. Di bawah Qubt ada empat Awtad, di bawahnya lagi ada empatpuluh Abdal atau cadangan yang digambarkan sebagai jembatan antara dunia dengan berbagai masalah kemanusiaan. (ass/jss/bersambung)

Share