SAWITPLUS.COM – Harga minyak kelapa sawit di Bursa Malaysia melonjak dengan adanya peningkatan permintaan impor dari China dan rencana Indonesia untuk memacu penggunaan minyak kelapa sawit domestiknya sebagai bahan bakar kendaraan.
Pada perdagangan Senin (20/8), harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) di Bursa Malaysia Derivatif (MDE) untuk kontrak teraktif tercatat melambung 10 poin atau 0,45% menjadi 2.248 ringgit per ton, tertinggi sejak 10 Agustus lalu. Selama tahun berjalan, harga CPO Malaysia mengalami penurunan hingga 9,53%.
“Harga CPO terkerek bersamaan dengan kenaikan harga minyak kedelai. Kemudian, kabar bahwa China akan meningkatkan impor CPO dari Malaysia juga menjadi faktor pendorong harga minyak,” ujar David Ng, Ahli Derivatif Phillip Futures di Kuala Lumpur, dikutip dari Bloomberg, Senin (20/8/2018).
Perdana Menteri China Li Keqiang menuturkan bahwa China saat ini bersiap untuk meningkatkan impor sejumlah barang konsumsi dari Malaysia dalam jumlah besar, terutama untuk komoditas CPO.
“Saya yakin, rencana China untuk mendorong impor minyak kelapa sawit akan membuat harga CPO menjadi rentan. Saya harap permintaan dari China juga dapat membantu Malaysia menyelesaikan sejumlah masalah domestik, termasuk masalah fiskal,” ujar Mahathir.
Malaysia akan mengirim beberapa perwakilan ke China untuk mempelajari bagaimana menerapkan teknologi baru pada sektor perdagangan dan industri.
Li menyatakan bahwa China tidak akan mengubah kebijakan persahabatan jangka panjang dengan Malaysia karena akan turut mengubah situasi domestiknya.
Di Indonesia, sebagai salah satu produsen CPO terbesar di dunia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan Indonesia juga akan fokus untuk meningkatkan permintaan produk hilir termasuk dengan mendorong kewajiban penggunaan biodiesel.
Pemerintah juga akan menyasar pasar baru seperti di Afrika, Turki, dan Asia Tengah. Kendaraan laut, alat berat, dan kereta akan diwajibkan menggunakan bahan bakar biodiesel B20 mulai 1 September. (BISNIS)