Wanita itu tak ingin hubungan seks yang biasa-biasa saja. Dia ingin kepuasan seksual multi. Jikalau orgasmus, maka itu bukan sekadar seks manual.
Wanita menginginkan yang lebih dari itu, seperti oral seks, bahkan cara anal pun ingin dicobanya. Itu, menurut Rachel Swift, peneliti seks wanita dan penulis buku terlaris ‘Women’s Pleasure’, karena wanita lebih berminat ketimbang pria.
Hanya saja, meski dorongan seks pada wanita lebih besar, namun mereka agak malu-malu sehingga menyembunyikan rapat-rapat kebutuhan seksnya itu.
“Tanpa memperhatikan usia, kebangsaan, atau lingkungan sosial, 90 persen wanita bersikeras dengan pernyataannya : kami tertarik, jika tidak bisa dikatakan sangat tertarik akan seks dibandingkan pria,” tulis Rachel dalam bukunya ‘Multi Orgasme’ wanita, mensitir Women on Sex, hasil survey di Inggris yang dilakukan oleh Susan Quilliam.
Hasil survei yang melibatkan ribuan responden wanita itu, secara terang-terangan 68 persen wanita menginginkan seks lebih dari apa yang mereka terima selama ini.
Ahli sejarah, Antonia Fraser mengatakan, kemampuan pengulangan dan kebutuhan alami orgasme pada wanita sangat dipahami sejak abad ketujuh-belas.
Menurut peneliti itu, wanita menganggap seks sebagai sesuatu yang menarik. Mereka menikmati setiap detil dari seluruh pengalaman mereka, mulai dari awal hingga akhir.
Pemanasan yang berlangsung cukup lama, perlahan dan erotis, ciuman, saling melumat bibir dan hisapan lidah, cupangan pada leher, remasan pada payudara dan hisapan-hisapan pada puting buah dada yang dilakukan sang pria, sampai oral (merangsang klitoris), itu yang menimbulkan gairah menggelora.
Itu berlanjut hingga saat dilakukannya penetrasi ke dalam bagian intim wanita, dirasakan dan dinikmati hingga ke tulang sumsum. Dan kebahagiaan itu terjadi saat mencapai puncak kenikmatan.
Kenikmatan seperti itu, bagi wanita ingin dialami setiap saat. Hanya saja tidak banyak pria yang mengetahui bagaimana bercinta seperti yang diinginkan wanita. Sebab, bagi wanita, hubungan seks yang tidak menyenangkan, lebih buruk ketimbang tidak ngeseks sama sekali.
Masalahnya adalah, kebanyakan pria melakukan pendekatan seks dalam terminologi kuantitas bukan kualitas. Pertemuan yang lama dan intim sangatlah indah. Kalau sang pria mau bersabar untuk melakukannya.
Tetapi, yang utama adalah memuaskan kepusingan di bagian pangkal paha. Para wanita yang kecewa karena sang prianya tak mampu memberikan kepuasan, maka dia akan berfantasi sendiri melalui masturbasi.
Kendati masturbasi yang dilakukan menghasilkan kenikmatan, namun tidak sedahsyat kepuasan yang dihasilkan dari hubungan kelamin. Sebab, di balik bibir vagina yang bernama titik ‘G’ tidak terjamah.
Yang digosok-gosok sendiri hanya klitorisnya. Titik G berisi ribuan jaringan saraf halus. Bagian ini jika kemasukan ‘benda’ akan membangkitkan kenikmatan-kenikmatan.
Belum lagi dasar bagian intim atau dinding rahim, apabila kemasukan benda kenyal pria dan didiamkan cukup lama, maka akan berdenyut. Menghisap-hisap nikmat.
Jika anda para suami menanyakan pada sang istri, ‘bagaimana rasanya saat ‘benda’ itu masuk seluruhnya ke dalam bagian intikmnya?” Jika istri tidak malu, dia akan menjawab ingin digosok-gosokkan keluar masuk. yon/jss