Australia mengeluarkan peringatan bakal terjadinya badai La Nina. Badai ini kendati berkekuatan lemah dan berlangsung singkat, ternyata berdampak positif terhadap harga Crude Palm Oil (CPO) sawit dunia.
Harga CPO terus merangkak naik dari posisinya yang semula merurun. Minyak sawit mentah ini terus dicari akibat peringatan itu. Kebutuhan yang semakin meninggi terhadap CPO sawit menjadi alasan berbagai negara berburu CPO sawit yang harganya lebih murah ketimbang minyak nabati dari kedelai, bunga matahari dan rapseed.
Badai La Nina merupakan badai basah. Badai ini menyebabkan hujan turun lebih dari biasanya di musim hujan. Di beberapa daerah di Indonesia, hari-hari ini hujan turun dengan intensitas tinggi. Banjir terjadi di banyak wilayah di Indonesia.
Seperti ditulis Bloomberg, Rabu (22/11) harga CPO kontrak pengiriman Februari 2017 di Malaysia Derivative Exchange ditutup naik 0,8%. Meeningkat ke level RM 2.644 per metrik ton ketimbang sebelumnya. Sebab pada Selasa (21/11) harga CPO jatuh ke level terendah sejak 7 Agustus.
Menurut Analis MIDF Research, Alan Lim dan Jessica Jze Tieng Low, peringatan tentang bakal datangnya La Nina itu konstruktif untuk harga minyak sawit.
“Tak penting La Nina itu akhirnya terjadi atau tidak, dan bagaimana kekuatan dari badai itu, tetapi yang jelas La Nina bisa membawa hujan deras di Indonesia dan Malaysia. Ini yang akan mengurangi produktifitas sawit,” tulisnya pada Bloomberg, Rabu (22/11). jss