Produksi kedelai lokal masih rendah. Namun karena harga kedelai impor stabil, maka produsen tahu dan tempe tidak terganggu.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi membenarkan itu. Dia mengakui, bahwa saat ini kebutuhan kedelai nasional masih dipenuhi lewat impor.
Menurut Agung, Kemtan tsedang berusaha untuk meningkatkan lahan kedelai. Dari luas lahan kedelai yang ada saat ini, sekitar 600.000 ha dan produktivitas 2,5 ton per ha, akan diperluas menjadi 1,5 juta hektare dengan produktivitas 3 ton per ha.
Namun kendati terbanyak impor, kebutuhan kedelai nasional tidak terganggu. Itu karena harganya masih stabil. Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin membenarkan itu. Kebutuhan kedelai masih stabil dan pasokan kedelai impor tetap ada.
Bahkan kata Aip, harga kedelai yang bervariasi itu lebih mahal kedelai lokal ketimbang kedelai impor. Kedelai lokal sekitar Rp 8.500 hingga Rp 10.000 per kg. Sedang harga kedelai impor antara Rp 6.200 hingga Rp 6.600 per kg.
“Harga kedelai lokal memang lebih mahal Rp 2.000 per kg dibandingkan kedelai impor. Dan harga kedelai impor tetap stabil karena harga kedelai di USA stabil, biaya transport laut dan biaya lainnya juga stabil,” tambah Aip.
Menurut Aip, kebutuhan kedelai nasional saat ini sekitar 3 juta ton. Kedelai lokal itu memenuhi kebutuhan 20%-25%. Dan, katanya, hingga saat ini belum ada peningkatan atas produksi kedelai lokal. jss