Gara-gara resolusi Eropa, Indonesia dan Malaysia harus kerja keras. Selain berharap terhadap program B5 Tiongkok, melakukan riset untuk memitigasi upaya pembatasan senyawa karsinogenik, juga melakukan percepatan penguatan kelembagaan dewan negara produsen minyak sawit (CPOPC) untuk mendorong pengembangan hilirisasi Crude Palm Oil (CPO).
Selain itu, juga mengundang tujuh negara produsen minyak sawit lain termasuk Thailand, Kolombia, Nigeria, Papua Niugini, Pantai Gading, Honduras dan Guatemala untuk diajak berdiskusi tentang resolusi Eropa itu.
Namun menurut Menteri Perkebunan dan Komoditi Industri Datuk Seri Mah Siew Keong, harapan terbesar adalah pada Tiongkok. Mah menyebut, jika Tiongkok menerapkan program B5, maka itu akan mengubah situasi, mengingat pasar Tiongkok yang sangat besar.
Indonesia dan Malaysia adalah produsen terbesar minyak sawit dunia dengan menguasai 85% produksi dan 91,2% pasar ekspor dunia. jss