Diskriminasi sawit yang dilakukan Uni Eropa menyulut kegaduhan. Felda yang punya anggota terbesar petani sawit di Malaysia bakal menyampaikan petisi. Dalam aksi itu Felda juga mengerahkan ribuan petani untuk mendemo Duta Besar Uni Eropa di negeri jiran ini.
Felda mengecam keras tindakan diskriminatif Uni Eropa (UE) yang melarang minyak sawit masuk ke pasarnya. Seperti diketahui, tahun 2017 ini, Parlemen UE telah mengeluarkan dua resolusi. Menerapkan skema minyak sawit lestari bersertifikasi tunggal untuk ekspor minyak sawit Eropa setelah tahun 2020. Dan menghapuskan minyak sawit dari program biofuel UE pada tahun 2020.
Resolusi ini disahkan karena mereka berkeyakinan, bahwa produsen kelapa sawit telah gagal mencapai sasaran Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (SDG). Konsumsi, produksi dan tindakannya menyangkut iklim dianggap tidak bertanggungjawab.
Klaim UE yang menghubungkan kelapa sawit dengan perubahan iklim dan penggundulan hutan itu dianggap tidak adil dan tidak dapat dibenarkan. Sebab petani kelapa sawit Malaysia, termasuk petani kecil, adalah pendukung kuat SDG Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Untuk melawan resolusi EU yang diskriminatif ini, maka Ketua Felda, Tan Sri Shahrir Abdul Samad mendesak semua orang Malaysia, termasuk petani kecil mengadakan ‘demonstrasi nasional’. Ikut menandatangani petisi melawan kampanye Uni Eropa yang anti minyak kelapa sawit.
“Setiap orang Malaysia bisa datang ke kantor Felda terdekat untuk menandatangani petisi. Kami mengharapkan sekitar 100.000 peserta, “kata Shahrir. jss