Burung Menco menyela bertanya, mana yang lebih mulia antara permukaan bumi dan seluruh langit yang tujuh itu. Bayan Budiman menerangkan, menurut Ibnu Hajar, yang lebih mulia dari keduanya adalah bumi, karena dari bumilah Nabi Adam dijadikan. Demikian pula seluruh Rasul Allah, semuanya juga berada di bumi.
Sementara menurut Syeh Ramli, langit adalah tempat orang-orang suci, termasuk para malaikat yang semuanya tiada memiliki dosa. Namun demikian, masih tetap lebih mulia manusia, karena manusia itu derajatnya lebih tinggi dari bumi. Begitulah perumpamaan tentang perbedaan derajat dan kemuliaan bagi manusia di bumi.
Mendapat jawaban yang memuaskan, burung Menco kembali mengajukan pertanyaan. “Terus sekarang apa bedanya matahari dan bulan,” kata Menco.
“Matahari itu tidak pernah berubah. Berbeda dengan bulan yang berubah dari kecil menjadi besar dan kecil kembali. Matahari menjadi pertanda waktu salat dan puasa. Bulan itu tidak tiap saat diterima sujudnya kecuali hanya pada tanggal lima belas. Adanya gerhana ialah untuk menolak perbuatan orang kafir dan majusi yang menyembah matahari. Dengan gerhana, Tuhan menunjukkan, bahwa Matahari dan Bulan bukanlah Tuhan karena berubah-ubah,” jawab Bayan.
Menco terus saja bertanya. Kini yang ditanyakan adalah alasan, mengapa setiap kitab dimulai dengan kata ‘bismillah‘.
Jawab Bayan, menurut Quran, karena Tuhan itu menjadikan tahun dalam 12 bulan dihiasi bulan Ramadan. Di dalam setiap bulan yang 30 hari dihiasi hari Jumat. Langit tujuh dihiasi matahari dan bulan, sedang Quran dihiasi dengan ‘bismillah“. Tuhan menobatkan rasul terakhir Nabi Muhammad al Musthafa dengan agama yang dihiasi salat lima kali.
Seumpama orang hidup, salat itu menjadi pertanda penegakan agama, yang jika meninggalkan salat tak dapat diganti dengan sedekah satu kwintal emas. Nabi bersabda: “wa man tarakas sala-t fa huwa tarakddi-n“. (bersambung)