Ngembak geni rutin digelar sehari setelah Nyepi di Sesetan Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan. Ini tradisi ciuman massal yang dilakukan muda-mudi daerah ini. Med-medan (ciuman massal) di Banjar Kaja Sesetan, selalu riuh. Pengunjung sampai kesulitan mencari tempat menonton.
Jalan sepanjang Banjar Kaja penuh, sampai banyak penonton naik tembok untuk menyaksikan muda-mudi saling rangkul dan berciuman. Seperti biasa, sebelum proses ritual tahunan dilaksanakan, masyarakat setempat mendahului dengan sembahyang bersama di pura setempat (balai banjar).
Usai pemangku (orang suci) setempat menghaturkan upacara sebagai pengantar med-medan, gamelan pun mulai ditabuh. Setengah jam sebelum acara dimulai, ribuan pengunjung sudah memadai kanan-kiri Jl Raya Sesetan. Kerumunan terpusat di depan Balai Banjar Kaja Sesetan.
Begitu melegendanya prosesi med-medan ini, mampu mensugesti orang untuk menontonnya. Saking kentalnya med-medan saat ngembak geni di Sesetan, akhirnya orang dengan mudah menebak, macet di Jl Raya Sesetan atau jalan ini ditutup karena ada med-medan saat ngembak geni.
Penutupan jalan saat ngembak geni sekaligus menyadarkan masyarakat kalau di Sesetan ada prosesi med-medan. Tidak sedikit orang langsung mengarahkan kendaraannya melalui tempat lain menuju lokasi acara ini.
Untuk acara med-medan ini masyarakat menyiapkan air dalam jumlah banyak. Air ini digunakan untuk menyiram muda-mudi ketika saling bertemu mengadu muka. Pertemuan muda-mudi ini mengundang galak tawa dan rasa geli. Banyak pemuda agak jahil dengan mengarahkan mulutnya ke mulut lawan jenisnya.
Saat pertemuan inilah air langsung disiramkan ke arah mereka. Muda-mudi Sesetan yang mengenakan pakaian adat ringan menjadi basah kuyup. Pakaian basah ini mengundang peserta muda untuk tampil lebih hot lagi. Tubuh peserta wanita semakin jelas. Sebagian peserta wanita tampak malu-malu. Kadang mereka sedikit diadu sehingga mau beradu keberanian.
Med-medan bertambah galak dengan iringan gamelan. Bunyi gamelan mampu membangkitkan gairah peserta untuk saling beradu. Peserta med-medan, semuanya muda-mudi asli Sesetan. Hampir tidak ada yang absen dalam prosesi ritual ini. Kendati tidak ada aturan harus ikut, kata tokoh puri setempat Arya Jimbaran, namun kelihatan semua muda-mudi turun pada acara ini.
“Itu karena med-medan sudah menjadi tradisi di Sesetan. Warga tidak berani meniadakan kegiatan ini. Rasa takut tidak menggelar med-medan karena melihat dari pengalaman sebelumnya. Pernah med-medan ditiadakan, ternyata di alun-alun dekat Puri Kaja, waktu itu, ada sepasang babi saling cegut (gigit), saling cakar sampai berdarah.”
Adanya kejadian aneh itu, kata Arya Jimbaran, masyarakat Sesetan selalu menggelar med-medan saat Ngembak Geni. Sebelumnya pernah diadakan bertepatan dengan Hari Raya Nyepi. rai/jss