PEKANBARU-Malaysia belum berencana memberlakukan pelarangan atas produk dari negara-negara Uni Eropa (UE). Itu semula akan dilakukan Negeri Jiran ini sebagai tindakan pembalasan terhadap perlakuan tidak adil terhadap minyak sawit.
Menurut Mustapa, Menteri Perdagangan, jika langkah itu dilakukan Malaysia secara total, maka akan menyebabkan gangguan besar. Ekonomi negara-negara UE akan Guncang. Sebab jumlah perusahaan di Eropa cukup besar, seperti juga di Malaysia, Jerman, Belanda, Inggris dan Swedia.
Dalam peryataannya Mustapa mengatakan, bahwa Malaysia mengambil tindakan serius terhadap kemungkinan pelarangan masuknya minyak sawit ke Uni Eropa. Sebab tindakan itu bagian dari diskriminasi terhadap minyak sawit.
Pemerintah Malaysia juga telah menyuarakan keberatannya terhadap larangan masuk biofuel mendatang ke UE. Dalam kalimat diplomatis Mustapa berujar, “Ada saatnya kita menjadi pulau, tetapi di iklim global sekarang ini, kita tidak bisa menjadi negara yang mandiri jika mengambil kebijakan seperti UE itu, ” tambahnya.
Namun menurut Mustapa, pemerintah juga tidak memiliki leverge seratus persen untuk pengadaan seperti industri pertahanan, karena Malaysia adalah negara yang bebas aktif, dan bukan negara yang memproteksi kontrol ekonominya, dan bukan komunis. “Itu sebabnya, kenapa pemerintah tidak memiliki kekuatan untuk mengatur urusan ekspor-impor sektor swasta,” katanya.
Dalam laporan baru-baru ini, Pemerintah Malaysia sedang meninjau pembelian produk dari negara-negara Uni Eropa. Itu sebagai langkah prevetif jika Ressolusi Parlemen Eropa disetujui. Sebab jika terjadi, maka akan mempengaruhi pendapatan para petani kecil dan juga mempengaruhi permintaan minyak sawit dari Malaysia, kata Mustapa. emilly/mpoc