Kelapa sawit selalu dituding sebagai sumber deforestasi. Ternyata berbagai penelitian membuktikan, bahwa ternak adalah sumber penghilangan hutan itu. Disusul budidaya kedelai, dan produk kayu.
Manusia terus bertambah, luas bumi stagnan. Penambahan populasi manusia di dunia itu membutuhkan lebih banyak makanan, dan tentu butuh lebih banyak lahan untuk produksi.
Di tahun 2016, manusia yang hidup di bumi sudah 7,4 miliar. Diprediksi, jumlh manusia itu akan tumbuh menjadi 9,9 miliar di tahun 2050. Ini merupakan peningkatan yang cukup besar, yaitu 33%. Untuk memenuhi kebutuhan pangan, maka makanan perlu diproduksi lebih banyak lagi.
Tanah dibutuhkan untuk produksi berbagai makanan. Ini termasuk sereal, tanaman minyak dan ternak. Untuk memproduksi lebih banyak makanan bagi populasi dunia yang meningkat itu adalah efektifitas lahan. Dan ekstensifikasi tanah di masa lalu, kini telah berubah.
Kemajuan ilmu pengetahuan telah menyebabkan peningkatan produksi pangan melalui intensifikasi lahan dengan varietas tanaman dan ternak yang lebih tinggi, serta metode pertanian yang lebih baik.
Namun teknik intensifikasi lahan saja tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan yang dibutuhkan. Penambahan populasi manusia di dunia terlalu banyak, dan itu membutuhkan penambahan pangan yang luar biasa pula.
Tapi apapun yang terjadi, pasokan makanan yang cukup harus dipenuhi sampai batas tertentu melalui ekstensifikasi lahan. Ini berarti, lahan baru, yang kemungkinan merupakan lahan hutan, harus digunakan untuk pertanian.
Pembersihan lahan hutan, bila tidak ditanam kembali dengan spesies pohon hutan, disebut penggundulan hutan.
Untuk memberi makan populasi dunia yang sedang tumbuh, penggundulan hutan terjadi untuk memelihara ternak dan menanam tanaman. Berkali-kali, kelapa sawit telah dituduh sebagai penggerak penggundulan hutan terbesar, namun kenyataannya, ini bukan yang terjadi pada pertunjukan berikut ini.
Pada tahun 2006, sebuah studi yang dilakukan oleh FAO 2 menunjukkan, bahwa industri peternakan merupakan penyebab utama deforestasi.
Sebuah studi perbandingan yang dilakukan di dua industri vital yang menyediakan makanan bagi dunia, yaitu industri peternakan dan kelapa sawit, juga menunjukkan, bahwa industri peternakan membutuhkan lahan yang luas untuk produksi.
Pada tahun 2012, penelitian itu menunjukkan, bahwa ada 15,6 juta hektar (ha) lahan yang ditanami kelapa sawit. Ini berbanding dengan 4.673 juta ha yang digunakan untuk produksi ternak.
Dengan fakta itu tampak, bahwa area yang digunakan untuk produksi ternak hampir 300 kali lebih besar dibanding yang ditanami kelapa sawit.
Laporan yang lebih baru lagi, seperti dari Union of Concerned Scientists 4,5 juga menunjukkan, bahwa produksi daging sapi, yang merupakan bentuk utama produksi ternak, menyebabkan hilangnya hutan terbanyak, diikuti oleh budidaya kedelai dalam hal perluasan lahan.
Hasil pada Tabel 1 menunjukkan, bahwa hilangnya hutan tahunan pada 2001-2010 untuk produksi daging sapi 14 kali lebih besar dari penanaman kelapa sawit baru. Dalam penelitian ini, penanaman kelapa sawit paling sedikit sebagai penyebab hilangnya hutan.
Untuk perbandingan, penanaman ladang baru kedelai menyebabkan hilangnya hutan 1,8 kali lebih banyak. Sementara industri kayu menyebabkan hilangnya hutan sebanyak 1,4 kali lipat dibandingkan dengan menanam kelapa sawit.
Tabel 1: Hilangnya hutan karena kegiatan sebagai berikut
Kegiatan pertanian | Jumlah kehilangan hutan pada tahun 2001-2010 (ha / tahun) |
Daging sapi | 3,830,000 |
Kedelai | 480.000 |
Produk kayu | 380.000 |
Kelapa sawit | 270.000 |
Sumber: Persatuan Ilmuwan Peduli. jss