PEKANBARU-Kemungkinan Uni Eropa melarang sawit masuk ke negara mereka tidak menghalangi ekspornya. Selama periode Jan-Mar 2018, ekspor minyak sawit negara-negara Uni Eropa justru naik tajam.
Berdasar data dari MPOC Malaysia, Negeri Jiran ini mencatatkan ekspor tinggi ke kawasan Eropa. Terjadi kenaikan 35,89% atau naik 157.672 MT. Total menjadi 596.949 MT dari 439.277 MT di periode sama tahun 2017.
Peningkatan tertinggi adalah ekspor ke Belanda dan Spanyol. Dari dua negara itu naik signifikan lebih dari 100%, dengan julah 100.590 MT.
Di antara 28 negara Uni Eropa, Spanyol merupakan negara yang menggunakan bahan baku dari kelapa sawit paling tinggi. Mereka memakai kelapa sawit itu untuk industri biofuelnya, sebanyak 70%.
Secara tahunan, Spanyol mengimpor produk minyak sawit dan kelapa sawit senilai hampir RM 1,000 dari Malaysia. Untuk itu Spanyol menjadi negara pengimpor minyak sawit terbesar kedua di antara negara-negara anggota Uni Eropa setelah Belanda.
Sedang Estonia, rutin melakukan impor minyak sawi Malaysia. Minyak sawit RBD dan RBD sawit olein itu untuk periode Januari-Maret 2018 itu dipakai untuk makanan.
Menurut kantor MPOC Brussels, fasilitas penyimpanan minyak sayur yang didirikan sekitar 2-3 tahun yang lalu di negara ini, saat ini beroperasi penuh. Dan itu adalah alasan utama lonjakan impor MPO di negara ini. jss