Sejak zaman Plato, Theopratus, Hildregrade, dan filsuf-filsuf lainnya, kepercayaan bahwa batu itu punya kekuatan tertentu memang sudah ada dan berkembang. Dari dokumen abad XII, misalnya, filsuf Hildregrade menulis cara-cara menggunakan batu Yacinth atau Batu Yakut.
Batu Yakut yang dalam masyarakat dikenal dengan sebutan Biduri Langit itu menurut Hildregrade bisa untuk menyembuhkan orang sakit. Dalam batu itu juga diterangkan caranya, yaitu dengan digosok-gosokkan di atas roti sambil dimanterai. Setelah itu, roti diberikan kepada si sakit. Orang yang sakit itu lantas sehat lagi.
Tidak perlu kaget pula jika Napoleon I dan Napoleon II dianggap sebagai orang yang sakti. Sebab, kedua orang itu memang tidak mempan dibacok atau ditombak. Kesaktian keduanya itu tiada lain karena mereka disebut-sebut mempunyai aji-aji yang berupa batu. Adapun jenis batu itu adalah Karnelian atau Akik Kendit.
Begitu juga Hitler dan pasukannya. Batu jenis Badar Besi lebih dipercaya oleh pasukan-pasukan Jerman itu. Malahan batu itu sudah menjadi bagian dari alat untuk maju perang.
Para prajurit percaya jika batu akik itu memang bisa untuk ngendhani bebaya (menangkal bahaya) dan menyebabkan kebal senjata bagi yang memakainya. Dengan kata lain, mereka tidak mempan ditembus peluru.
Jika kita lihat lebih dalam lagi, sejarah batu-batu tersebut juga ada yang menakutkan. Tidak sedikit batu-batu aji atau batu mulia yang bisa menyebabkan sengsara, bahkan menjadikan jatuh korban.
Seperti batu Koh I Noor yang berasal dari India. Batu itu sudah berpindah-pindah tempat dan sering membuat geger. Dari India pindah ke Mongol terus ke Persia, kembali lagi ke India, dan akhirnya menetap di Inggris. jss