Pesawat Sukhoi SU-35 Rusia Bakal Dibarter Sawit

Politik0 Views

Pemerintah Indonesia akan membeli pesawat tempur canggih dari Rusia. Pembelian itu tidak satu, tetapi sebelas unit. Ini untuk menggantikan pesawat F-5 yang sudah tak laik operasional.

Pembelian itu dengan sistem imbal-beli, barter. Indonesia akan membayar harga pesawat itu dengan komoditas ekspornya, dari CPO, karet, coklat dan sejenisnya. Ini sudah disepakati ketika Meenteri Perdagangan Indonesia, Enggartiasto Lukita, pekan lalu ke Rusia.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengemukakan itu saat menggelar konferensi pers bersama di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (22/8) lalu.

Kesepakatan itu merujuk nota kesepahaman (MoU) antara BUMN asal Rusia dan Indonesia, yakni Rostec dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) yang ditandatangani pertengahan Agustus lalu.

Ryamizard menjelaskan, pembelian 11 unit Sukhoi SU-35 yang berharga US$1.14 miliar (sekitar Rp l5,3 triliun) itu akan memberikan potensi ekspor ke Rusia bagi Indonesia sebesar 50% atau setara US$570 juta dari nilai pembelian pesawat canggih itu. Dan jika tidak ada aral, maka seluruh pesawat itu bakal mendarat di tanah air pada tahun 2019 nanti.

“Yang kita beli ini US$ 90 juta (per unit) dari sebelumnya US$ 150 juta. Itu (kemampuan Sukhoi) bisa dua-duanya, ngebom dan nembak,” ujar Ryamizard.

Dengan harga US$ 90 juta per unit, jumlah yang dibayarkan Indonesia tetap senilai US$ 150 juta per pesawat. Meski begitu, kata Menhan, produk yang diterima Indonesia menjadi bukan hanya unit pesawat tetapi lengkap dengan hanggar, perawatan, serta peralatan tempur Sukhoi.

“Kita diberi keleluasaan untuk pemeliharaan. Jadi nanti ada tempat pemeliharaan dan tidak usah lagi di bawa ke Rusia, jauh dan mahal.” Ryamizard menyatakan pengadaan pesawat tempur asal Rusia yang menggunakan skema imbal beli itu sesuai regulasi yang berlaku, yakni UU Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Pembelian dengan mekanisme disebut Ryamizard baru kali pertama diterapkan pemerintah Indonesia. jss